Senin, 26 April 2010

Siswa SMA - UN - SPMB - Mahasiswa - (harus memilih)

dari 4 tahap pada judul, gue dapat lebih menspesifikkan bahasan tulian gue kali ini, yaitu masa poeralihan dari Siswa SMA menjadi Mahasiswa Perguruan Tinggi.

berniat buat nulis tentang ini cuma gara-gara : "hari ini adalah pengumuman kelulusan siswa SMA". setelah mereka bisa lulus, tentu saja mereka akan berpikir apakah akan meneruskan ke jejang pendidikan yang lebih lanjut atau tidak.

hmm. gue mau mengklasifikasikan 3 tahap kebingungan siswa SMA yang baru lulus :

(harus memilih) pertama : seperti yang gue bilang tadi, mereka bisa saja bingung apakah akan melanjutkan pendidikan atau tidak. banyak faktor yang dapat menjadi alasan bagaimana akhirnya mereka memilih salah satu dari pilihan tersebut. untuk yang melanjutkan tentu punya pertimbangan tersendiri, bagi yang tidak melanjutkan, tentu ada alasan tersendiri.

namun disini, gue ingin membahas tentang mereka yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya dengan mengkuti ujian UMPTN/SPMB/SNMPTN. mereka yang memilih untuk melanjutkan itu, akan masuk kepada tahap kebingungan yang kedua.

(harus memilih)kedua : ya ! jika mereka memutuskan untuk melanjutkan, maka mereka harus berpikir, menentukan dan memutuskan ke bidang ke ilmuan mana mereka akan melanjutkan. hal ini tentu sangat berkaitan dengan cita-cita, tujuan hidup mereka. *in my humble opinion.

(harus memilih) ketiga : harus diingat, UNMPTN/SPMB/SNMPTN tersebut mengharuskan pesertanya untuk memberikan minimal dua pilihan. sering terjadi, mereka yang sangat fanatik dengan bidang keilmuan yang disukainya, tidak memikirkan dengan matang pilihannya yang kedua. alhasil, jika ternyata hasil ujian UMPTN/SPMB/SNMPTN nya menempatkan mereka pada pilihan yang kedua, mereka akan dihadapkan pada "kebingungan" yang ketiga.

untuk sekedar berbagi cerita buat adik-adik yang saat ini harus memilih kelanjutan jenjang pendidikannya, gue ingin sekedar mengetik ulang sebuah artikel dari senior gue, tentang pengalamannya ketika masa SPMB, yang sampai pada tahap (harus memilih) ketiga.

selamat membaca :

"kalau dulu saya ditanya mengenai cita-cita, tentu saya tidak pernah bingung menjawabnya. sejak TK sampai akan SPMB jawaban saya selalu sama, menjadi seorang dokter. Mengapa? Karena saya ingin meringankan beban mereka yang kurang beruntung. saya hanya ingin menjadi seorang dokter dan hal itu belum pernah berubah. tidak heran kalau mata favorit saya ketika sekolah adalah IPA, terutama Biologi. bahkan saya pernah mendapat nilai 10 di rapor SLTP untuk tiga pelajaran IPA. sewaktu di SMU pun saya taksegan membeli buku-buku kuliah biologi hanya untuk sekedar belajar dalam rangka menghadapi ulangan. Begitu besarnya niat saya dan begitu besarnya usaha yang saya lakukan untuk menjadi seorang dokter. saya bahkan bingung dengan pilihan kedua yang harus diisikan di form pendaftaran SPMB karena saya tidak ngin menjadi yang lain dan sudah yakin akan diterima di pilihan pertama. Berkat saran seorang teman, akhirnya saya memutuskan untuk mengikutinya memilih jurusan Planologi di ITB tanpa tahu apa dan bagaimana jurusan tersebut. Aneh juga memang mengapa saya dapat begitu saja mengikutinya memilih jurusan tersebut. dan ketika pengumuman SPMB itu mampir ke telinga saya, seorang saudara yang kebetulan sedang mengakses internet menelepon saya dan memberikan ucapan selamat. selamat karena saya telah diterima menjadi seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung, sebuah institusi bergengsi di negeri ini. *no offense.

seketika itu juga impian saya musnah. bukannya mengucap syukur, saya justru menangis semalaman menyesali semuanya. impian saya untuk memakai jas putih, berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit yang egah dan membantu pasien-pasien yang menderita sepertinya sudah terbang tinggi. semuanya seperti hilang begitu saja, seperti tidak ada harapan lagi untuk masa depan saya. atau paling tidak saya harus menunggu satu tahun lagi untuk mengulang SPMB dengan usaha yang lebih lagi. saya marah sekali, saya bahkan bertanya kepada Tuhan apa yang kurang dengan usaha saya. mengapa saya yang memiliki cita-cita sebagai dokter, yang dengan konsisten mengejar semuanya tudak diijinkan lulus ke fakultas kedokteran? mengapa teman-teman yang laing lulus sedangkan saya tidak?

Berkat dukungan keluarga, akhirnya saya pasrah dan mendaftar ulang di ITB atau lebih tepatnya jurusan Planologi yang antah berantah ini. tentu saja saya tidak sepikiran dengan mereka yang mendaftar ulang dengan antusias dan sambil bertukar cerita mengenai kegembiraan lulus di planologi ITB. tidak berapa lama perkuliahan pun dimulai. ternyata teman-teman baru yang saya dapati sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. dari sanalah saya baru tahu betapa besarnya perjuangan mereka untuk memasuki jurusan ini. sedangkan saya, bahkan hingga tahun pertama kuliah hampir habis pun saya masih mengeluhkan mengapa saya tidak diterima di kedokteran. pada saat pilihan mengulang SPMB atau tidak, semakin dekat, saya mulai mencari informasi lagi mengenai jurusan-jurusan yang dapat dipilih di SPMB. betapa terkejutnya saya karena ternyata pada saat tahun masuk saya ke ITB, saya telah menyingkirkan ribuan orang yang berminat di jurusan planologi ini. saya baru menyadari bahwa ternyata saya adalah bagian dari orang-orang yang sangat beruntung tersebut, saya membatalkan niat untuk mengulang SPMBdan belajar menerima dan mengikuti kuliah dengan baik.


Semakin lama belajar di Planologi, saya semakin tau mengenai permasalahan masyarakatyang sesungguhnya. saya diajarkan untuk merancang suatu rencana yang dapat memperbaiki kehidupanmanusia yang mempertimbangkan semua aspek kehidupannya. saya diajarkan untuk mempertimbangkan semua aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi, fisik lingkungan, estetika, sarana dan prasarana, hingga sosial kependudukan untuk menciptakan suatu produk rancangan yang baik. planologi mengajarkan saya untuk merencanakan suatu tata kelola kehidupan mulai dari skala individu yang mikro, keluarga, kota, wilayah, bahkan nasional ynag lebih baik dan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul di dalamnya. perencanaan adalah awal dalam setiap pembangunan dan kemajuan. merencanakan berarti membentuk masa depan.

saya semakin sadar bahwa Tuhan ternyata mengabulkan niat saya semula yang ingin membantu masyarakat dan ingin meringankan beban mereka yang kurang beruntung. jika dulu saya menjadi dokter, maka saya akan bisa mengobati berbagai penyakit itu timbul dengan merencanakan suatu lingkungan tempat tinggal yang sehat, aman, dan nyaman. jika dulu saya berangan-angan untuk memberikan pengobatan gratis, sekarang saya memiliki kapasitas untuk merencanakan suatu perbaikan ekonomi masyarakat agar taraf hidup meningkat, maka masayarakat akan memiliki peluang yang lebih besar dalam mengakses sarana kesehatan dan pendidikan serta daya beli yang tinggi. ketika pendidikan meningkat, maka masyarakat akan semakin memperbaiki kualitas hidup mereka dan ketika daya beli masyarakat semakin tinggi, berat gizi yang mereka dapat akan semakin baik. den jika kondisi ini terjadi diseluruh Indonesia, berarti negeri ini akan mengalami kemajuan karena didukung oleh SDM yang berkualitas.

dulu saya juga pernah membayangkan untuk memiliki rumah sakit sendiri yang dapat menampung pasien-pasien yang menderita, sekarang saya memiliki kapasistas untuk merencanakan berapa rumah sait yang dibutuhkan didalam suatu wilayah, bagaimana akses transportasinya, dan bahaimana utilitas air bersih, listrik, telepon, dan lain lain, maka saya lah yang memiliki kapasitas dalam meminimalkan resiko hal-hal tersebut terjadi dengan mendesain rencana kota yang mempertimbangkan kerentanan terhadap bencana. mengapa saya memiliki kapasitas untuk melakukan semua itu? karena sayalah yang bertugas membaca kebutuhan masyarakat, merencanakan tata kelola kehidupannya dan membentuk masa depan yang lebih baik bagi mereka. karena saya adalah seorang perencana yang kini merasa sangat bersyukur karenanya."


bagaimana para pembaca menyikapi bacaan diatas? adalah hak masing-masing pembaca, namun disini, gue memiliki beberapa poin yang ingin gue sampai kan, tentang apa yang gue dapatkan dari bacaan diatas,

sasaran utama gue adalah, teman-teman lulusan SMA angkatan 2010, yang baru saja merasakan kelulusannya,

1. pilihlah pilihan sesuai apa tujuan lo, jangan pernah memilih apa yang ngga lo suka, karena siapa yang tahu nantinya lo akan dihapkan pada "harus memilih' kedua atau bahkan ketiga.

2. percaya pada tuhan, karena apa yang Dia tunjukkan adalah kebaikan, yakinilah akan selalu ada manfaat dibaliknya.

3. teman - teman tidak akan terjebak pada "harus memilih" jika teman-teman bisa mensyukuri apa yang disuratkan, pada dasarnya, jika teman-teman dapat mensyukuri, itu juga termasuk tahap "harus memilih" menerima atau tidak dari apa yang teman-teman dapatkan, namun yang ini, lebih rasional. *in my humble opinion

tetap berusaha untuk hasil yang maksimal, tapi jangan pernah menyalahi apa yang akhirnya datang ke"tangan" teman-teman, percayalah, jika semua dijalankan dengan ikhlas, lo akan jadi orang yang bermanfaat
.

artikel diambil dari bundel planosphere5. tulisan Fathia Pratiwi. HMP2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar