Jumat, 16 April 2010

OSPEK Sebuah Kebutuhan di Tengah Tekanan


Oleh Elkana Catur Hardiansah


Organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi mengalir yang pergantian antar anggota dan fungsionaris berjalan seiring dengan waktu akademis. Keterbatasan waktu studi membuat orang-orang yang terlibat didalamnya tidak dapat beraktivitas untuk selamanya berbeda dengan organisasi politik dan gerakan.

Landasan bergerak dari sebuah organisasi mahasiswa adalah kepentingan mahasiswa dan berkoridor nilai-nilai kemahasiswaan. Nilai-nilai intelektualitas, integrasi, kebangsaan, independensi pengabdian masyarakat dan nilai perjuangan lainnya merupakan nilai yang telah diyakini sejak dulu dan beradaptasi dengan tuntutan jaman.

Kebutuhan utama dari sebuah organisasi mahasiswa adalah regenerasi anggota sebagai jaminan keberlangsungan organisasi tersebut. Perekrutan dan pengkaderan merupakan agenda utama untuk mengisi ruang-ruang aktivitas yang ada di organisasi tersebut. Proses tersebut menuntut dicetaknya kader-kader yang akan menruskan tongkat estafet perjuanagn dari organisasi kemahasiswaan

Selain sebagai sebuah media perekrutan, kaderisasi merupakan alat transfer nilai-nilai yang telah menjadi koridor perjuangan kepada generasi selanjutnya. Proses ini adalah sebuah jaminan keberlangsungan nilai-nilai luhur dari kemahasiswaan.

Proses kaderisasi di dunia kemahasiswaan yang paling banyak menadapat sorotan adalah OSPEK, sebuah proses kaderisasi dan penerimaan awal mahasiswa ke dalam dunia kemahasiswaan. Kecaman terhadap proses ini sebuah sebuah proses yang barabr dan tidak mengindahkan HAM di lancarkan oleh masyarakat luas, sebagai sebuah bentuk paranoia dari pengalaman buruk OSPEK di masa lalu


OSPEK Berjalan di bawah cacian



Penerimaan mahasiswa baru atau lebih dikenal dengan Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK), disadari atau tidak merupakan sebuah interaksi awal seorang siswa baru terhdap dunia kampus. Kesan pertama didapat dari acara yang dilangsungkan oleh para senior dan mewarnai dunia kemahasiswaan yang akan dijalani oleh para mahasiswa.


Beberapa insinden di masa lalu yang berkaitan dengan OSPEK melahirkan preseden negatif terhadap kegiatan yang berbau OSPEK. Berbagai predikat diberikan kepada kegiatan OSPEK, dari perploncoan, ajang balas dendam, pembantaian, acara Non-HAM, sampai pembunuhan sistemik.

Sampai pada akhirnya dirasa perlu oleh Dirjen Dikti untuk mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang melarang keberadaan OSPEK di Kampus dalam bentuk apapun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan terhadap kejadian di masa lampau. Semenjak saat itu OSPEK diposisikan sebagai sebuah kegiatan terlarang dan subversif. Menyelenggarakan OSPEK di Kampus disamakan dengan tindakan mengkudeta kepala negara. Seluruh jajaran petinggi universitas di seluruh Indonesia melakukan segala cara untuk memberangus kegiatan OSPEK, sehingga melahirkan friksi antar rektorat dengan mahasiswa.


Masyarakat luas memandang OSPEK tidak lebih dari sekedar ajang balas dendam dan ajang menyalurkan adrenalin berlebih dari para senior kepada junior barunya. Stereotipe negatif terus dilancarkan kepada kegiatan OSPEK bersamaan dengan mahasiswa yang tetap meneruskan kegiatan tersebut. OSPEK tetap dipandang sebagai sebuah kebutuhan bagi mahasiswa, sedangkan bagi masyarakat luas OSPEK adalah tindakan brutal.Benarkah??



OSPEK dengan segala tantangannya



Tidak dapat dipungkiri kasus-kasus yang terjadi pada kegiatan OSPEK yang menimbulkan korban merupakan sebuah realita yang telah terjadi. Hal itu melahirkan luka kepada semua pihak bahkan bagi mahasiswa. Kasus tersebut merupakan penyimpangan yang terjadi di lapangan yang memakan korban dan menjadi senjata ampuh untuk menghentikan ospek di seluruh nusantara.


Apakah itu alasan yang cukup untuk menghentikan proses OSPEK di dunia kemahasiswaan?? Apakah itu sebuah alasan yang cukup kuat untuk mengeneralisasi seluruh kegiatan OSPEK dari sabang sampai Merauke?


Memang tidak dapat dipungkiri, bahwasanya terdapat beberapa OSPEK yang keluar dari khittah-nya sebagai proses pengkaderan menjadi proses penyikasaan. Tetapi tidak dapat ditututupi pula bahwasanya di dunia kemahasiswaan telah terjadi pula sebuah revolusi di bidang pengkaderan yang

menekankan kepada pencapaian nilai.


Tantangan yang perlu dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan adalah bagaimana mengembalikan OSPEK sebagai sebuah kegiatan penanaman nilai tanpa motif penyiksaan. Karena OSPEK merupakan alat paling efektif dalam meneruskan proses regenerasi organisasi kemahasiswaan dan penanaman nilai-nilai dan ideologi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru.


Untuk menujang hal tersebut hal yang dilakukan adalah;pertama terus melakukan proses kaderisasi dan OSPEK.Kedua, mengembalikan OSPEK sebagai alat penanaman nilai dan bukan sebagai pembalasan dendam. Ketiga, mengevaluasi metode yang dilakukan dengan tuntutan jaman.Keempat, membuka keran informasi dengan pihak luar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan ketidakmengertian terhadap proses OSPEK yang berjalan.


Proses OSPEK adalah proses kaderisasi yang dibutuhkan untuk organisasi kemahasiswaan, sehingga keberadaanya harus tetap dipertahankan dengan tingkat fleksibilitas terhadap perubahan jaman yang tinggi dan tidak terpasung oleh tradisi semu yang memakan korban.

Proses represifitas terhadap OSPEK harus dijawab dengan sebuah transformasi proses kaderisasi yang tidak memakan korban. Transformasi tersebut menuntut sebuah kreativitas dalam menjawab perubahan paradigma masyarakat.

(sangkuni2004@yahoo.com)

Dipublikasikan di Harian Pikiran Rakyat tanggal 25 Agustus 2004


--
Elkana Catur Hardiansah
CPMU Urban Sector Development Reform Project (USDRP)
Directorate General of Human Settlements
Ministry of Public Works
"66 books for planologi: tribute to ni Nyoman Murniasih" Program
http://catuy.blogspot.com
http://perencanamuda.wordpress.com/
http://www.usdrp-indonesia.org


*tulisan ini gue posting ulang dari tulisan bang Elkana Catur Hardiansah.
- pertanyaan yang muncul dari tulisan si abang ini adalah :
"entah sampai kapan, ospek jadi bahasan yang sangat menarik bagi dunia kemahasiswaan?"

jawabannya adalah :

SAMPAI MAHASISWA ITU MATI !!


*in my humble opinion*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar