Senin, 31 Mei 2010

CPMU - USDRP dan HMP. hehe


iseng aja nih, pengen nulis. ehehe.
hari ini, 31 mei 2010, gue mulai kerja praktek. jadi sebelum kerja praktek dimulai, iseng2 gue nyari informasi tentang apa yang akan gue kerjain dua bulan kedepan.

yap ! CPMU - USDRP Ditjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaaan Umum (CK PU).
dibawahnya itu terdapat 5 subdit, Bina Program, Pengembangan Air Minum, Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, dan Pengembangan PLP (Penyehatan Lingkungan Permukiman). nah, ternyata ada lagi nih, dibawah Dirjen CK, yaitu Ketua CPMU (Central Project Management Unit).

nah, buat penjelasan bagaimana USDRP didalam CPMU itu, gue belum dapat informasi yang lebih jelas nih. tapi dari yang gue bayangkan, USDRP itu adalah, salah satu proyek dari si CPMU ini.

USDRP sendiri Tujuannya adalah :

"memfasilitasi daerah dalam mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan melalui reformasi pembangunan yang mencakup upaya pemberdayaan tata pemerintah yang baik bagi pemerintah kota dan kabupaten serta masyarakat, agar mampu menyediakan pelayanan publik yang lebih baik dan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang berkelanjutan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat."

nah, setalah baca tujuannya itu, ada lampiran tentang struktur organisasinya,tuh udah gue kasi fotonya diatas.
apa kaitannya dengan HMP, yang kepikiran diotak gue ketika melihat strukturnya itu adalah, CPMU ini kayak Planosphere 6 posisinya kalo di struktur HMP yang sekarang,. yang mana, koordintatornya merupakan RING 1 dari badan pengurus. ya kurang lebih kaya gitu lah :D

udah ah, sekian dulu.. semoga bermanfaat :D

Selasa, 18 Mei 2010

Buat apa sih car free day di Juanda Bandung?

Assalamualaikum.

Ngebahas tentang car free day yang mulai dijadikan agenda rutin per minggu di sepanjang jalan juanda ( dari mulai lampu merah cikapayang sampai simpang dago) Kota Bandung.

Nah, saya bertanya-tanya nih, apasih sebenernya tujuan car free day ini?

Kalo dibilang buat mengurangi polusi, hmm.

Pendapat saya, kalo mengurangi polusi mungkin di sepanjang jalan yang dipakai buat car free day tadi emang terjadi pengurangan polusi, tapi kalo buat ruas jalan yang ga digunakan buat car free day gmn dong? liat asumsi saya yang kedua.. :)

Kalo car free day tujuannya buat mengurangi kemacetan?

Hmm, kalo kemacetan di sepanjang jalan yang tadi doang sih, emang ga ada kemacetan. Wong ngga ada kendaraan bermotor yang boleh masuk kan ya?

Justru pada kenyataannya, dari yang saya amati sepanjang car free day diadakan beberapa kali di Kota Bandung, dengan diberlakukannya jalan juanda (dengan batasan yang sudah saya sebutkan diatas tadi) sebagai cakupan “car free day”, kendaraan yang biasanya melalui jalan tersebut secara tidak langsung “teralihkan” untuk melewati ruas jalan yang lain. yang pada akhirnya menambah volume kendaraan pada ruas jalan yang biasanya ngga terlalu banyak nih dilalui kendaraan. Ya kasarnya, kemacetannya dialihkan gitu lah...

Nah, lihat lagi nih. Di Bandung juga ada yang namanya pasar pagi GASIBU. Gimana nih sama kalo dikaitkan sama ruas jalan yang digunakan untuk car free day?

Gini lho, pasar pagi gasibu biasanya juga kan menutup ruas jalan, mulai dari monumen didepan UNPAD sampai ke lapangan GASIBU, bahkan sampai depan gedung sate. Nah sekarang ada lagi ruas jalan yang ditutup lagi nih, yang mana jarak kedua jalan itu ngga begitu jauh lho... gimana tuh dampaknya buat arus lalu lintas kota Bandung di minggu pagi?

Nah, kalo saya melihatnya nih, car free day itu sebagai kampanye gerakan anti polusi udara di pagi hari minggu. Tapi memang dampaknya memang belum begitu terlihat bagi kota Bandung.

Trus satu lagi manfaat yang saya lihat adalah, car free day menjadi lahan buat para pedagang.

Gitu sih kalo pendapat saya mah. Pendapat teman-teman yang lain gimana nih?

Selasa, 11 Mei 2010

hunian itu, kebutuhan utama manusia, hunian itu kendala, hunian itu potensi.

Setiap orang yang melakukan migrasi dari desa ke kota adalah karena fatamorgana-nya kawasan perkotaan, dimana kawasan perkotaan terasa begitu menjanjikan lapangan pekerjaan dan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat. Nah kenyataannya adalah, penduduk desa yang melakukan migrasi ke kota tersebut pada umumnya berencana untuk kembali ke tempat asalnya ketika sudah “termapankan” oleh penghasilan yang didapatkan dari kawasan perkotaan.

Nah, masalah mengenai perumahannya muncul nih disini. Karena mereka berencana untuk kembali lagi ke daerah asalnya, maka masyakarat merasa tidak membutuhkan rumah yang permanen. Nah, implikasinya adalah, mereka menyewa hunian temporer, atau malah mendirikan hunian didaerah yang tidak layak huni. Hal tersebut lah yang menyebabkan tumbuhnya slum area.

Nah, kita dibenturkan lagi pada fakta bahwa hunian itu merupakan kebutuhan utama setiap orang, coba berkaca ke tiga kebutuhan manusia yaitu “sandang, papan, pangan”. Lihat kebutuhan pokok yang kedua yaitu “papan”. Manusia yang seutuhnya itu seharusnya memang memiliki tempat tinggal. Harapannya adalah, dengan memiliki rumah yang layak kesehatan masyarakat akan terjaga, dan dengan memiliki kesehatan tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih produktif untuk berkarya.

Beberapa deklarasi internasional menyatakan bahwa hunian itu merupakan hak asasi manusia, jadi jika ada yang tidak memiliki hunian, maka orang itu menjadi tanggung jawab pemerintahnya. Maksudnya adalah, pemerintah harus menjamin setiap rakyat nya memiliki tempat tinggal/hunian/rumah.

Seharusnya nih, perumahan dapat menjadi aset ekonomi, kegiatan mendirikan perumahan seharusnya dapat membuka lapangan pekerjaan, kegiatan mendirikan perumahan juga dapat mendorong terhadap konsumsi sektor sekunder, contohnya adalah pemanfaatan industri bahan bangunan, dan pemberdayaan sumber daya sebagai buruh bagunan. Dan yang sering menjadi potensi adalah, setiap ada perumahan baru, maka akan membuka investasi baru. Seharusnya hal seperti ini bisa dilihat sebagai peluang job follow people.

Nah yang saya anggap sebagai masalah utama adalah :

Pembangunan itu ngga kaya “sangkuriang” lho. Yang bisa selesai dalam waktu satu malam, namun kenyataannya adalah permintaan akan fasilitas hunian tidak dapat diprediksi, karena migrasi penduduk desa ke kota juga tidak dapat diprediksi dan belum dapat dikendalikan, karena kehidupan kawasan perkotaan seperti “fatamorgana” kesejahteraan bagi masyarakat perdesaan yang berniat melakukan migrasi.

Sekian dulu deh.. :)

*tulisan ini adalah catatan gue buat persiapan uas mata kuliah sistem perumahan. gue rangkum dari :

http://www.housing-the-urban-poor.net/Docs/QuickGuides/QG-Bahasa-1.pdf

Kamis, 06 Mei 2010

PENGEMBANGAN KOMUNITAS VIKING BANDUNG MELALUI AKTIVITAS PARA ANGGOTANYA


Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (PERSIB) merupakan tim sepakbola kebanggaan masyarakat Kota Bandung. Tim ini didirikan pada 14 maret 1933 dan sejak tanggal berdirinya itu, Persib memiliki pendukung yang sangat fanatik, yang dikenal dengan sebutan “Bobotoh”.



Berangkat dari keinginan agar Bobotoh yang berasal dari berbagai daerah dapat lebih terkoordinir, beberapa orang bobotoh menginisiasikan dibentuknya suatu komunitas yang merupakan perkumpulan Bobotoh dari seluruh penjuru Jawa Barat. Pada 17 Juli 1993, didirikanlah sebuah komunitas pendukung Persib yang menamakan dirinya dengan sebutan “Viking”. Nama Viking berasal bahasa Norway yang artinya adalah pelaut, yang menggambarkan bahwa para anggota viking berani berlayar kemana saja demi menonton dan mendukung Persib kemanapun tim sepakbola kesayangannya tersebut berlaga.

Menurut informasi yang kami dapatkan, sejak Viking didirikan sampai dengan saat ini anggotanya yang terdaftar adalah sekitar 20.000 orang. Sejak Viking didirikan, kegiatan rutinnya adalah nonton bareng pertandingan persib baik itu di stadion maupun melalui siaran televisi. Sedangkan fungsi Viking terhadap anggotanya adalah, sebagai agen penjualan tiket pertandingan persib. Seiring dengan pertambahan anggota Viking dari waktu kewaktu, maka mereka merasa perlu melakukan aktivitas lain yang bermanfaat selain hanya menjadi suporter fanatik.

Adanya keinginan para anggota Viking untuk berkegiatan, tentu saja perlu disalurkan demi keberlangsungan aktivitas komunitas tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh para anggota Viking selain hanya menjadi suporter fanatik adalah, menjadi agen ticketing pertandingan persib, mendirikan fanshop merchandise persib, bakti sosial jika terjadi bencana alam didaerah manapun, mendirikan Viking Records, mendirikan sekolah sepak bola England FC, mendirikan Viking Automotive Riders (VAR), dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Dengan adanya program pengembangan komunitas yang dilakukan oleh Viking Bandung tersebut, penulis tertarik untuk mencoba menggali, mengkaji dan menganalisis bentuk program pengembangan komunitas serta teknik pendekatan yang digunakan.


*ini tulisan gue buat tugas Community Development PL 3204. ini masih bagian Abstraknya doang.tulisan ini gue buat dari hasil wawancara dengan salah satu pengurus Viking Bandung yaitu kang Iman yang merupakan penanggung jawab Ticketing Viking.


notes : gue mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan diatas, tulisan ini gue buat hanya berdasarkan hasil wawancara gue dan teman2 kelompok gue, dengan salah satu pengurus Viking di Jalan Belitung Kota Bandung..

*makasi buat merchandise gratisnya, Viking :)


Cheeerioooooooosss..



terimakasiih :)


Ardiles, Planologi 2007 ITB