Rabu, 28 April 2010

Profesi Idaman Masa Depan

repost nih dari :
http://perencanamuda.wordpress.com/2010/04/28/profesi-idaman-masa-depan/


Sepuluh tahun yang lalu, profesi seperti web desain, animator, hingga pengusaha voucher pulsa belumlah terpikirkan. Kini, profesi-profesi tersebut berkembang dengan pesat. pertanyaannya, profesi baru apa lagi yang akan tercipta di masa depan?

Banyak yang belum menyadari bahwa ada beberapa jurusan kuliah yang kurang diminati, padahal berprospek cerah di masa depan. Berikut adalah beberapa jurusan tersebut.


1. Desain
Berkat orang-orang yang kreatif dan jeli melihat peluang, berbagai macam profesi yang baru dapat tercipta. Ketika masuk ke dalam industri kreatif, semua aspek akan berkembang.
Di sini, orang-orang dari Desain dan Industri Kreatif dengan jurusan desain produk (desain industri) akan berperan besar. Melalui tangan-tangan merekalah desain-desain mobil, sepatu, hingga alat kesehatan dapat tercipta, sebab semua produk apa pun, sebelum menjadi bentuk, tentu membutuhkan proses desain terlebih dahulu.


2. Teknik
Biasanya, jurusan-jurusan yang mengarah menjadi karyawan kurang diminati. Sebab, semua ingin bercita-cita langsung menjadi bos. Imbasnya, teknik industri dan elektro pun agak kurang diminati. Padahal, selama ada perkembangan pembangunan di mana-mana, jurusan ini akan selalu dibutuhkan.


3. ICT
Jurusan Sistem Komputer memiliki prospek baik di masa depan, tetapi sayang peminatnya masih kurang karena dianggap sebagai ilmu yang sulit. Padahal jurusan ini tak terlalu sulit dan sangat menjanjikan karena mereka akan belajar mengembangkan hardware-hardware yang berkaitan dengan ICT (information, communication, and technology). Contohnya pada pengembangan gadget dan jaringan telekomunikasi.
Menariknya, lulusan jurusan ini pun akan memiliki ilmu software dan hardware. Alat-alat seperti akses control, finger print, merupakan hasil karya jurusan ini. Untuk di rumah, mereka dapat menciptakan sistem untuk mengendalk kan sistem keamanan, mengontrol penggunaan lampu, dan penggunaan AC dengan suhu otomatis. Pasar game pun membutuhkan lulusan jurusan ini.
4. Bahasa dan komunikasi
Para lulusan sastra memiliki banyak peluang untuk berkarir baik di perusahaan asing maupun instansi negara karena keahlian yang mereka miliki itu unik dan khas seperti di bidang penulisan buku, sebagai negosiator transaksi bisnis dengan pihak asing, ataupun staf konsulat di berbagai kedutaan besa r.
Demikian juga komunikasi dan hubungan internasional pun akan menjanjikan di masa depan. Apalagi dengan terbukanya perdagangan bebas dunia. Indonesia semakin membutuhkan ahli-ahli di bidang komunikasi.


5. Planologi
Karena sebagian besar orang akan hidup di daerah kota, perencanaan kota yang baik mutlak dibutuhkan. Di sini jurusan seperti Planologi akan sangat berguna dalam mengatasi masalah perkotaan dan lingkungan.
Apalagi, kini perumahan biasa/landed house semakin mahal harganya dan pasar akan beralih kepada apartemen. Proses pembangunan wajib mematuhi ketentuan pemerintah tentang tata ruang kota perencanaan kota yang baik. Di sinilah planologi memegang peranan penting di bidang untuk memberikan nasihat kepada pengembang dalam skala makro, serta berkonsentrasi kepada Real-Estat membidik potensi dunia properti nasional dan sangat menarik untuk dikembangkan.


6. Kesehatan dan Pendidikan
Peminat jurusan kesehatan akan semakin meningkat. Apalagi kecenderungan orang kini tak hanya butuh kesehatan, tetapi mereka butuh kualitas dari kesehatan. Oleh sebab itu, jurusan seperti Fisioterapil akan terus berkembang, demikian juga dengan Farmasi pun akan semakin maju dengan ilmu herbalnya. Dari segi pendidikan, profesi guru pun semakin menjanjikan. Apalagi bentuk-bentuk pendidikan yang khusus, misalnya menjadi pengajar anak penyandang autisme.


7. Bisnis
Bisnis dipercaya akan berkembang di masa depan. Apalagi melihat semangat kewirausahaan yang semakin tumbuh di Indonesia. Namun, tentu tak sembarang pebisnis yang dapat sukses. Pebisnis yang dapat menjadi agen perubahan akan berhasil di masa depan. Selain itu, mereka pun dapat melakukan hal yang strategic, integratif, dan bermoral luhur.
Beberapa profesi di atas merupakan sedikit gambaran sekaligus pembuktian bahwa tak selamanya jurusan yang kurang populer, tak berprospek. Sekarang, tinggal bagaimana caranya menjadi generasi yang memiliki ilmu unik dan tentu kreatif.

sumber : Inspirasional Koran Kompas, 8 April 2010

Senin, 26 April 2010

Siswa SMA - UN - SPMB - Mahasiswa - (harus memilih)

dari 4 tahap pada judul, gue dapat lebih menspesifikkan bahasan tulian gue kali ini, yaitu masa poeralihan dari Siswa SMA menjadi Mahasiswa Perguruan Tinggi.

berniat buat nulis tentang ini cuma gara-gara : "hari ini adalah pengumuman kelulusan siswa SMA". setelah mereka bisa lulus, tentu saja mereka akan berpikir apakah akan meneruskan ke jejang pendidikan yang lebih lanjut atau tidak.

hmm. gue mau mengklasifikasikan 3 tahap kebingungan siswa SMA yang baru lulus :

(harus memilih) pertama : seperti yang gue bilang tadi, mereka bisa saja bingung apakah akan melanjutkan pendidikan atau tidak. banyak faktor yang dapat menjadi alasan bagaimana akhirnya mereka memilih salah satu dari pilihan tersebut. untuk yang melanjutkan tentu punya pertimbangan tersendiri, bagi yang tidak melanjutkan, tentu ada alasan tersendiri.

namun disini, gue ingin membahas tentang mereka yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya dengan mengkuti ujian UMPTN/SPMB/SNMPTN. mereka yang memilih untuk melanjutkan itu, akan masuk kepada tahap kebingungan yang kedua.

(harus memilih)kedua : ya ! jika mereka memutuskan untuk melanjutkan, maka mereka harus berpikir, menentukan dan memutuskan ke bidang ke ilmuan mana mereka akan melanjutkan. hal ini tentu sangat berkaitan dengan cita-cita, tujuan hidup mereka. *in my humble opinion.

(harus memilih) ketiga : harus diingat, UNMPTN/SPMB/SNMPTN tersebut mengharuskan pesertanya untuk memberikan minimal dua pilihan. sering terjadi, mereka yang sangat fanatik dengan bidang keilmuan yang disukainya, tidak memikirkan dengan matang pilihannya yang kedua. alhasil, jika ternyata hasil ujian UMPTN/SPMB/SNMPTN nya menempatkan mereka pada pilihan yang kedua, mereka akan dihadapkan pada "kebingungan" yang ketiga.

untuk sekedar berbagi cerita buat adik-adik yang saat ini harus memilih kelanjutan jenjang pendidikannya, gue ingin sekedar mengetik ulang sebuah artikel dari senior gue, tentang pengalamannya ketika masa SPMB, yang sampai pada tahap (harus memilih) ketiga.

selamat membaca :

"kalau dulu saya ditanya mengenai cita-cita, tentu saya tidak pernah bingung menjawabnya. sejak TK sampai akan SPMB jawaban saya selalu sama, menjadi seorang dokter. Mengapa? Karena saya ingin meringankan beban mereka yang kurang beruntung. saya hanya ingin menjadi seorang dokter dan hal itu belum pernah berubah. tidak heran kalau mata favorit saya ketika sekolah adalah IPA, terutama Biologi. bahkan saya pernah mendapat nilai 10 di rapor SLTP untuk tiga pelajaran IPA. sewaktu di SMU pun saya taksegan membeli buku-buku kuliah biologi hanya untuk sekedar belajar dalam rangka menghadapi ulangan. Begitu besarnya niat saya dan begitu besarnya usaha yang saya lakukan untuk menjadi seorang dokter. saya bahkan bingung dengan pilihan kedua yang harus diisikan di form pendaftaran SPMB karena saya tidak ngin menjadi yang lain dan sudah yakin akan diterima di pilihan pertama. Berkat saran seorang teman, akhirnya saya memutuskan untuk mengikutinya memilih jurusan Planologi di ITB tanpa tahu apa dan bagaimana jurusan tersebut. Aneh juga memang mengapa saya dapat begitu saja mengikutinya memilih jurusan tersebut. dan ketika pengumuman SPMB itu mampir ke telinga saya, seorang saudara yang kebetulan sedang mengakses internet menelepon saya dan memberikan ucapan selamat. selamat karena saya telah diterima menjadi seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung, sebuah institusi bergengsi di negeri ini. *no offense.

seketika itu juga impian saya musnah. bukannya mengucap syukur, saya justru menangis semalaman menyesali semuanya. impian saya untuk memakai jas putih, berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit yang egah dan membantu pasien-pasien yang menderita sepertinya sudah terbang tinggi. semuanya seperti hilang begitu saja, seperti tidak ada harapan lagi untuk masa depan saya. atau paling tidak saya harus menunggu satu tahun lagi untuk mengulang SPMB dengan usaha yang lebih lagi. saya marah sekali, saya bahkan bertanya kepada Tuhan apa yang kurang dengan usaha saya. mengapa saya yang memiliki cita-cita sebagai dokter, yang dengan konsisten mengejar semuanya tudak diijinkan lulus ke fakultas kedokteran? mengapa teman-teman yang laing lulus sedangkan saya tidak?

Berkat dukungan keluarga, akhirnya saya pasrah dan mendaftar ulang di ITB atau lebih tepatnya jurusan Planologi yang antah berantah ini. tentu saja saya tidak sepikiran dengan mereka yang mendaftar ulang dengan antusias dan sambil bertukar cerita mengenai kegembiraan lulus di planologi ITB. tidak berapa lama perkuliahan pun dimulai. ternyata teman-teman baru yang saya dapati sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. dari sanalah saya baru tahu betapa besarnya perjuangan mereka untuk memasuki jurusan ini. sedangkan saya, bahkan hingga tahun pertama kuliah hampir habis pun saya masih mengeluhkan mengapa saya tidak diterima di kedokteran. pada saat pilihan mengulang SPMB atau tidak, semakin dekat, saya mulai mencari informasi lagi mengenai jurusan-jurusan yang dapat dipilih di SPMB. betapa terkejutnya saya karena ternyata pada saat tahun masuk saya ke ITB, saya telah menyingkirkan ribuan orang yang berminat di jurusan planologi ini. saya baru menyadari bahwa ternyata saya adalah bagian dari orang-orang yang sangat beruntung tersebut, saya membatalkan niat untuk mengulang SPMBdan belajar menerima dan mengikuti kuliah dengan baik.


Semakin lama belajar di Planologi, saya semakin tau mengenai permasalahan masyarakatyang sesungguhnya. saya diajarkan untuk merancang suatu rencana yang dapat memperbaiki kehidupanmanusia yang mempertimbangkan semua aspek kehidupannya. saya diajarkan untuk mempertimbangkan semua aspek kehidupan mulai dari aspek ekonomi, fisik lingkungan, estetika, sarana dan prasarana, hingga sosial kependudukan untuk menciptakan suatu produk rancangan yang baik. planologi mengajarkan saya untuk merencanakan suatu tata kelola kehidupan mulai dari skala individu yang mikro, keluarga, kota, wilayah, bahkan nasional ynag lebih baik dan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul di dalamnya. perencanaan adalah awal dalam setiap pembangunan dan kemajuan. merencanakan berarti membentuk masa depan.

saya semakin sadar bahwa Tuhan ternyata mengabulkan niat saya semula yang ingin membantu masyarakat dan ingin meringankan beban mereka yang kurang beruntung. jika dulu saya menjadi dokter, maka saya akan bisa mengobati berbagai penyakit itu timbul dengan merencanakan suatu lingkungan tempat tinggal yang sehat, aman, dan nyaman. jika dulu saya berangan-angan untuk memberikan pengobatan gratis, sekarang saya memiliki kapasitas untuk merencanakan suatu perbaikan ekonomi masyarakat agar taraf hidup meningkat, maka masayarakat akan memiliki peluang yang lebih besar dalam mengakses sarana kesehatan dan pendidikan serta daya beli yang tinggi. ketika pendidikan meningkat, maka masyarakat akan semakin memperbaiki kualitas hidup mereka dan ketika daya beli masyarakat semakin tinggi, berat gizi yang mereka dapat akan semakin baik. den jika kondisi ini terjadi diseluruh Indonesia, berarti negeri ini akan mengalami kemajuan karena didukung oleh SDM yang berkualitas.

dulu saya juga pernah membayangkan untuk memiliki rumah sakit sendiri yang dapat menampung pasien-pasien yang menderita, sekarang saya memiliki kapasistas untuk merencanakan berapa rumah sait yang dibutuhkan didalam suatu wilayah, bagaimana akses transportasinya, dan bahaimana utilitas air bersih, listrik, telepon, dan lain lain, maka saya lah yang memiliki kapasitas dalam meminimalkan resiko hal-hal tersebut terjadi dengan mendesain rencana kota yang mempertimbangkan kerentanan terhadap bencana. mengapa saya memiliki kapasitas untuk melakukan semua itu? karena sayalah yang bertugas membaca kebutuhan masyarakat, merencanakan tata kelola kehidupannya dan membentuk masa depan yang lebih baik bagi mereka. karena saya adalah seorang perencana yang kini merasa sangat bersyukur karenanya."


bagaimana para pembaca menyikapi bacaan diatas? adalah hak masing-masing pembaca, namun disini, gue memiliki beberapa poin yang ingin gue sampai kan, tentang apa yang gue dapatkan dari bacaan diatas,

sasaran utama gue adalah, teman-teman lulusan SMA angkatan 2010, yang baru saja merasakan kelulusannya,

1. pilihlah pilihan sesuai apa tujuan lo, jangan pernah memilih apa yang ngga lo suka, karena siapa yang tahu nantinya lo akan dihapkan pada "harus memilih' kedua atau bahkan ketiga.

2. percaya pada tuhan, karena apa yang Dia tunjukkan adalah kebaikan, yakinilah akan selalu ada manfaat dibaliknya.

3. teman - teman tidak akan terjebak pada "harus memilih" jika teman-teman bisa mensyukuri apa yang disuratkan, pada dasarnya, jika teman-teman dapat mensyukuri, itu juga termasuk tahap "harus memilih" menerima atau tidak dari apa yang teman-teman dapatkan, namun yang ini, lebih rasional. *in my humble opinion

tetap berusaha untuk hasil yang maksimal, tapi jangan pernah menyalahi apa yang akhirnya datang ke"tangan" teman-teman, percayalah, jika semua dijalankan dengan ikhlas, lo akan jadi orang yang bermanfaat
.

artikel diambil dari bundel planosphere5. tulisan Fathia Pratiwi. HMP2004.


Sabtu, 24 April 2010

Public Service Obligation (PSO)

Selama ini kita hanya mengenal kata subsidi. Meskipun PSO merupakan bagian dari subsidi tetapi ada perbedaan baik pengertian maupun mekanisme penyaluran dan kepada siapa PSO diberikan. Dalam tulisan ini akan mengulas tentang pengertian PSO.

Untuk meringankan beban masyarakat, pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi. Setiap tahun pemerintah menanggung beban subsidi yang cenderung meningkat. Apalagi semenjak krisis ekonomi tahun 1997. Dalam APBN tahun 2007, pemerintah mengalokasikan dana untuk subsidi sebesar Rp 103,9 trilyun termasuk bantuan pemerintah kepada BUMN atau swasta dalam usaha peningkatan pelayanan umum (PSO). Secara umum subsidi dalam APBN 2007 dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu jenis subsidi yaitu (i) Subsidi Energi dan (ii) Subsidi non BBM. Subsidi Energi ditujukan untuk menstabilkan harga BBM. Sedangkan subsidi non BBM terdiri atas subsidi listrik, subsidi pangan (Raskin); subsidi pupuk; subsidi benih; subsidi kredit program dan subsidi Public Service Obligation (PSO).

Salah satu subsidi yang cenderung meningkat setiap tahunnya adalah subsidi/bantuan dalam rangka penugasan (Public Services Obligation, PSO). PSO adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh negara akibat disparitas/perbedaan harga pokok penjualan BUMN/swasta dengan harga atas produk/jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah agar pelayanan produk/jasa tetap terjamin dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat (publik).

Ada perbedaan pengertian antara PSO dan subsidi. Walaupun PSO yang kita kenal dalam APBN merupakan bagian dari belanja subsidi. Subsidi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh negara akibat disparitas/perbedaan harga pasar dengan harga atas produk/jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat miskin.

Dasar hukum PSO adalah Undang-Undang RI No 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 66 ayat 1. Menurut UU No. 19 Tahun 2003 tersebut, pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN. Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak visibel, pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. Dalam hal ini, terdapat intervensi politik dalam penetapan harga.

Pemberian subsidi dalam rangka penugasan pelayanan umum yang sesuai dengan UU BUMN baru diberikan sejak tahun 2004. Adapun BUMN yang diberikan tugas PSO adalah BUMN-BUMN yang bergerak di bidang transportasi dan komunikasi, seperti PT Kereta Api (Persero) untuk tugas layanan jasa angkutan kereta api kelas ekonomi, PT Pos Indonesia (Persero) untuk tugas layanan jasa pos pada kantor cabang luar kota dan daerah terpencil, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) untuk tugas layanan jasa angkutan laut kelas ekonomi, dan PT TVRI (Persero) antara lain untuk program penyiaran publik.

Sebelum TA 2004, subsidi/bantuan dalam rangka penugasan tersebut dianggarkan dalam pos pengeluaran rutin lainnya. Subsidi/bantuan PSO ini pada TA 2004 adalah sebesar Rp 700,66 miliar, pada TA 2005 meningkat menjadi Rp 819,1 miliar (termasuk untuk TVRI sebesar 143,58 miliar), pada TA 2006 meningkat menjadi sebesar Rp 1.215,0 miliar (tidak termasuk TVRI karena dimasukkan dalam anggaran lain-lain). Sedangkan pada TA 2007 dianggarkan menjadi sebesar Rp 950,0 miliar, adapun kebijakan dalam pemberian bantuan/subsidi PSO tersebut yaitu besaran subsidi/bantuan PSO tersebut disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.

dari : www.anggaran.depkeu.go.id

dari :
Public Service Obligation (PSO)

Jumat, 23 April 2010

Surat Kerja Praktek III

oleh : ARDILES Planologi dan HMP 2007

Bandung, 23 April 2010, 17.28

Kerja praktek tersebut merupakan kegiatan perkuliahan yang wajib dilakukan untuk setiap mahasiswa sebelum menempuh sidang sarjana.
Pelaksanaan kerja praktek ini biasanya dilakukan pada masa libur semester yakni pada bulan Juni sampai dengan Agustus agar tidak berbenturan dengan kegiatan akademik di kampus.
Kerja praktek dilakukan satu kali dengan kurun waktu dua sampai dengan tiga bulan.

Kerja praktek diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun kedunia keprofesian Perencanaan Wilayah dan Kota, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati, membandingkan, menganalisis dan menerapkan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya dalam kerja praktek.

yah, jadi itu lah yang baru aja beres gue urus,
buat teman-teman pembaca yang belum tau prosedur pengajuan lamaran Kerja Praktek itu, cukup Panjang, ada 5 Surat Kerja Praktek (SKP), sampai Kerja Praktek itu benar-benar selesai.

oke, gue mau sedikit ngejelasin aja nih, *semoga bermanfaat :)

SKP I = ini adalah surat yang diambil dari Tata Usaha program studi (prodi) untuk kemudian diisi dengan tulisan tangan, lalu meminta izin serta tanda tangan kepada dosen wali. Isi SKP 1 ini kurang lebih adalah, 10 mata kuliah yang telah ditempuh, dan lain lain. setelah diisi dan mendapat tanda tangan dari dosen wali, SKP I ini diserahkan kembali ke Tata Usaha Prodi, sebagai syarat untuk mendapatkan SKP II. (biasanya SKP II dijanjikan keluar dalam dua sampai tiga hari kerja)

SKP II = nah, setelah menunggu dua sampai tiga hari tadi, mahasiswa sebagai pemohon, harus mendatangi kembali ruangan Tata Usaha untuk mendapatkan SKP II, isinya adalah, surat pengantar dari Prodi supaya si mahasiswa bisa mengajukan permohonan Kerja Praktek ke Instansi yang diinginkannya. didalam SKP II juga tertulis permintaan dari Prodi, agar instansi yang dikirimi permohonan menanggapi dan membalas surat permohonan tersebut, (jika diterima) dengan penjelasan yang diperlukan.

SKP III = nah, surat ini adalah keterangan bahwa instansi yang dikirimi permohonan oleh si mahasiswa, menerima mahasiswa tersebut untuk melakukan Kerja Praktek. isi dari SKP III kurang lebih adalah,
didalam proyek seperti apa si mahasiswa akan dilibatkan, berapa lama si mahasiswa diizinkan untuk melaksanakan Kerja Praktek di Instansi tersebut, serta nama pembimbing si mahasiswa selama mengikuti rangkaian kegiatan kerja praktek, serta yang akan memberikan terhadap si mahasiswa setelah selesai menjalani Kerja Praktek.


ini SKP III gue :


SKP IV dan SKP V : haduh, gue kurang bisa ngasi penjelasan tentang tahap yang ini soalnya gue baru sampai SKP III.. hehe..
tapi dari hasil ngobrol-ngobrol gue dengan beberapa senior di himpunan, SKP IV itu dari prodi dan isi nya adalah, permintaan nilai, sedangkan SKP V isinya adalah, nilai dari instansi Kerja Praktek.

namun, untuk memastikan dimana si mahasiswa akan melaksanakan kerja praktek cukup sampai dengan SKP III, yang isinya adalah keterangan penerimaan oleh instansi terkait. kebetulan saat ini, gue yang beres sampai dengan SKP III, Alhamdulillah. :) karena itu artinya tempat kerja praktek gue sudah ada, proyeknya juga sudah ada, begitu juga pembimbingnya juga sudah ada.
sekarang PR gue adalah, mengajukan SKP III yang dari instansi tersebut kepada pembimbing KP di Prodi. hohoho. doakan lah semoga lancar.. :D

oiya, Terimakasih juga gue ucapkan buat bang Elkana Catur Hardiansah, yang sudah sangat banyak membantu gue dalam mencari tempat KP, mau menerima gue KP di proyeknya, dan bersedia untuk menjadi pembimbing KP untuk tanggal 1 Juni sampai dengan 31 Juli 2010.

Terimakasih,..

======================================================

Agropolitan - Minapolitan - Metropolitan ?

KAWASAN AGROPOLITAN Menurut UU Penataan Ruang No 26/2007, didefinisikan sebagai kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis.


KAWASAN MINAPOLITAN berdasarkan turunan kawasan Agropolitan : adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengeloaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem minabisnis.


KAWASAN METROPOLITAN adalah sebuah pusat populasi besar yang terdiri atas satu metropolis besar dan daerah sekitarnya, atau beberapa kota sentral yang saling bertetangga dan daerah sekitarnya. Satu kota besar atau lebih dapat berperan sebagai hub-nya, dan wilayah metropolitan biasanya diberi nama sesuai dengan kota sentral terbesar atau terpenting di dalamnya.

Sebuah wilayah metropolitan biasanya menggabungkan sebuah aglomerasi (daerah pemukiman lanjutan) dengan zona lingkaran urban, tapi dekat dengan pusat perkantoran atau perdagangan. Zona-zona ini juga dikenal sebagai lingkaran komuter, dan dapat meluas melewati lingkaran urban tergantung definisi yang digunakan. Biasanya berupa daerah yang bukan bagian dari kota tapi terhubung dengan kota. Contohnya, Pasadena, California dimasukkan dalam wilayah metro Los Angeles, California. Bukan kota yang sama, tapi tetap terhubung.

Kota inti dalam wilayah metropolitan polisentris tidak terhubung dengan pembangunan pemukiman lanjutan, membedakan konsepnya dari konurbasi, yang memiliki lanjutan urban. Di wilayah metropolitan, sudah pasti kota sentral bersama-sama membuat nukleus populasi besar dengan bagian konstituen lain yang mempunyai integrasi tingkat tinggi.

Kenyataannya perbatasan wilayah metropolitan, dalam arti resmi dan tidak resmi, tidak menentu. Terkadang mereka sedikit berbeda dari wilayah urban, dan dalam beberapa hal mereka mencakup daerah luas yang mempunyai sedikit hubungan dengan konsep tradisional kota sebagai satu pemukiman urban tunggal. Sehingga semua jumlah wilayah metropolitan harus dianggap sebagai interpretasi daripada fakta kuat. Jumlah populasi wilayah metro diberikan oleh berbagai sumber untuk tempat yang sama dapat berbeda-beda hingga beberapa juta, dan terdapat keinginan bagi orang-orang untuk memasukkan angka tertinggi yang mungkin untuk "kota" mereka. Tetapi jumlah populasi wilayah metropolitan paling tinggi biasanya lebih baik dipandang sebagai populasi "daerah metropolitan" daripada populasi "kota"

Program Pengembangan Kawasan Minapolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis perikanan di Kawasan Agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah.

Kamis, 22 April 2010

Campus Development Tracks Ganesha

Menejelajahi kampus ITB kita akan menemukan berbagai model bangunan yang tidak seragam. bahkan, bila berjalan dari gerbang utama yang terletak di selatan, menuju gerbang utara, anda akan menemukan bahwa style bangunan yang anda lewati akan semakin inovatif. ketidakseragaman ini rupanya memang dipikirkan oleh McLaine Pont pada tahun 1983 sebagai tampilan ITB di masa depan. Saat itu, ia menetapkan desain Arsitektur yang semakin modern dari depan Gerbang Ganeca hingga Gerbang Utara. Daerah pembangunannya meliputi
Heritage Zone, Traditional Zone, Modern Zone.

Ide Besar terhadap wajah ITB ini direalisasikan oleh rektorat secara acak. tidak perlu ada keseuaian antara langgam gedung dan masa pembangunannya. ITB dapat saja membangun gedung dengan gaya lama pada masa sekarang maupun sebaliknya. "anda tidak dapat menyamakan architecture life style dengan pendanaan"

ITB pada tahun 80an tidak belum memiliki master palan dan rencana keuangan yang matang. gedung baru pun ada, karena tuntutan kebutuhan ruangan tambahan untuk penyelenggaraan perkuliahan. Bahkan sebelum tahun 92, gedung ANNEX ITB belum ada sehingga kegiatan administratif ITB dan gedung rektorat letaknya tersebar.

Untuk proyek kemudian terciptalah forum antar dosen untuk melancarkan pembangunan ITB, hingga akhirnya ITB mendapat dana dari APBN yang seharusnya merupakan dana pembangunan sebuah universitas negeri di ujung barat sumatera. berkat kinerja tim ini ITB mendapatkan softloan untuk proyek Overseas Economic Cooperation Fund.

Mendukung proyek tersebut, saat itu pemerintah kota Bandung menjanjikan tambahan lahan seluas 50 H. penawaran yang sama juga ditawarkan kepada Universitas Winayamukti. Daerah tambahan yang dijanjikan terletak di Jatinangor. ITB pada saat itu tengah membutuhkan lahan untuk perluasan gedung khusus mahasiswa pasca sarjana. tetapi penawaran lahan tersebut ditolak karena ITB berharap mendapat lahan tanpa harus pindah dari lokasi asalnya.

walaupun permintaannya belum disetujui oleh pemkot bandung, saat itu ITB telah mendesain masterplan yang berisi gedung pasca sarjana ITB dengan jembatan penghubung yang menghubungkan GKU barat dengan gedung baru tersebut.

Namun masyarakat Bandung yang mendengar bahwa lahan yang akan digunakan itu adalah lahan kebun bintang, yang terletak di Jalan Taman Sari, sementara kebun bintangnya dipindahkan ke Jatinangor, menolak rencana tersebut. ITB tidak mendapatkan lahan disekitar lokasi nya yang sekarang, sementara universitas winayamukti yang juga mendapatkan tawaran lahan yang sama di daerah Jatinangor itu, menerima tawaran tersebut. alhasil ITB tidak mendapatkan lahan tambahan.

Baru-baru ini berjangka satu dekade dari proyek OECF ITB melalui Bapak Indra Djati Sidi kembali mendapatkan softloan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membangun beberapa pusat riset didalam kampus ganesha.

karena luas ITB yang terbatas, akhirnya pembangunan pusat riset ini akan memakan bangunan-bangunan lama dan areal parkir. pusat riset ini nantinya akan menjadi tempat berkumpulnya para ahli dari tiap subjurusan di ITB.

ITB sebagai institusi pendidikan mendapatkan kepercayaan besar dari masyarakat Indonesia. sudah menjadi kewajibannya untuk membangun dan memajukan masyarakat dan bangsa Indonesia. apabila proses membangun dirinya sendiri, ITB tidak cakap, apakah pantas membangun Indonesia?

untuk TUHAN, BANGSA, dan ALMAMATER

dikutip dari : tulisan Tika Ayun Nastiti, pada Tabloid Boulevard ITB #66 | April

Minggu, 18 April 2010

Masa Depan Perencanaan Daerah dan Perkotaan

• Kepentingan Perencanaan di Dalam Pembangunan Semakin Disadari.

Semakin banyak pembangunan yang terus dilaksanakan di daerah-daerah rawan banjir, gempa, sehingga menimbulkan banyak korban seperti di Jakarta ketika banjir , aceh ketika tsunami, dsb. Padahal, dengan perencanaan hal ini dapat dipelajari dan diketahui sebelum pembangunan di kawasan-kawasan tersebut.

Tanggapan terhadap kenyataan tersebut adalah dengan dikeluarkannya Undang-Undang yang mengatur tata ruang yaitu UU no.26 tahun 2007, yang sudah memberikan penjelasan mengenai sanksi bagi pelanggar rencana tata ruang, dimana sebelumnya tidak ada peraturan yang mengatur secara tegas mengenai sanksi terhadap bagi pelanggar undang-undang tata ruang, yang berdampak kepada orientasi pembangunan yang lebih mengarah kepada cara mendapatkan keuntungan, bukan bagaimana manusia dapat hidup dengan seamannya dan setentramnya.


• Sumber Daya Berkurang, Ruang Makin Terbatas Namun Penduduk Terus Bertambah.

Kota-kota seperti Jakarta dan Bandung butuh perencanaan yang sangat baik untuk menanggapi semakin terbatasnya ruang untuk menampung populasi yang terus bertambah. Selain itu, isu krisis sumber daya, terutama sumber daya energi yang terus berkurang memicu pembangunan kota-kota maupun wilayah yang mampu bertahan di masa mendatang, atau lebih tepatnya membangun kota dengan konsep ramah lingkungan dan hemat energi. Contohnya, kota-kota yang mendukung penggunaan angkutan umum sebagai moda transpotasi masyarakat, sehingga penggunaan kendaraan bermotor (pribadi) dapat dikurangi.


• Persoalan Kota yang Semakin Kompleks.

Munculnya persoalan-persoalan yang lebih kompleks seperti krisis energi dan peningkatan jumlah kawasan kumuh sebagai dampak dari overcrowded city mulai mengancam masa depan perkotaan di Indonesia. Perencana dibutuhkan untuk memprediksi persoalan-persoalan yang mungkin terjadi, dan membangun kota yang dapat terus betahan bahkan sebisa mungkin mencegah masalah-masalah yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.


• Ketersediaan Tenaga Perencana Di Indonesia Masih Sedikit.

Tenaga perencana di Indonesia masih sangat sedikit , banyak pekerjaan mengenai perencanaan yang tidak dilakukan oleh perencana tata ruang yang notabene menjadikan kualitas produk rencana sering kali tidak sesuai dengan kaida-kaidah perencanaan. Untungnya, sekarang di undang-undang penataan ruang ( UU no.26 tahun 2007) ada keharusan semua proyek penataan ruang harus dikerjakan oleh ahli tata ruang yang sudah tersertifikasi secara resmi.

sumber : bundel planosphere 5

Passion, Dream Job, Happy.

oleh :

Ardiles.

Planologi ITB 2007


Tiga kata itu saya dengar ketika duduk di Ruang Serba Guna labtek Ixa ITB. Tepat nya ketika mengawasi kegiatan ospek fakultas / kaderisasi wilayah / sketsa untuk mahasiswa sappk itb angkatan 2009.

Minggu 18 april 2010, pukul 8.00 – 9.00 pagi.

Acaranya adalah materi ruangan, dan untuk hari ini materi ruangan dengan tema pengenalan mengenai dua bidang keilmuan yang ada di SAPP ITB yaitu Planologi dan Arsitektur.

Pemateri dari bidang planologi adalah bang Catuy (Elkana Catur Hardiansah) PL dan HMP angkatan 2000.

Menurut gue sih, beliau ngga banyak menjelaskan tentang keilmuan planologi, bahkan beliau sendiri menyatakan bahwa, ilmu kuliahnya udah banyak yang ngga ingat, dan beliau bahkan akan menyerahkan kepada relasinya jika sudah berhubungan dengan penataan ruang dan wilayah. Hoho. Tapi menurut gue yang beliau sampaikan itu sangat realistis.

Mari mulai bercerita. J

Menurut gue, dasar beliau mengangkat materi yang beliau sampaikan di acara osfak / kadwil tersebut berangkat dari cerita di film 3 idiots. Intinya adalah, bagaimana seseorang bisa mencapai apa yang diinginkannya, dengan apa yang disenanginya, dan menganggap capaiannya tersebut sebagai sebuah kesuksesan.

Yah, osfak / kadwil ini tujuannya adalah memberikan pengenalan mengenai program studi, namun menurut gue, yang diberikan oleh bang catuy tersebut, bukan hanya sekedar pengenalan program studi, namun beliau memberikan materi tentang bagaimana caranya menentukan pilihan.

Kembali lagi kepada kata “realistis”. Karena menurut gue, yang beliau sampaikan memang sangat realistis, kenapa? Karena memang seharusnya “jika anda ingin sukses, dengan rasa puas, lakukan lah apa yang anda senangi, dengan rasa ikhlas, tulus, dan dibumbui warna kreatifitas.”

Tiga kata yang gue jadiin judul tulisan ini, adalah tiga hal, yang menurut beliau harus ada, jika anda ingin sukses dengan puas dan dengan melakukan apa yang anda senangi dengan ikhlas.

Tentukan passion anda, tentukan dream job anda, pikirkan apa saja yang dapat membantu anda untuk mendapatkan dream job tersebut (dalam hal ini mata kuliah), dan lakukan lah dengan happy ditempat anda merasa nyaman.

REALISTIS

Passion, Dream Job, and Happy

Sabtu, 17 April 2010

Mandalawangi - Soe Hok Gie

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

"hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah"

Kaderisasi, Sebuah Kebutuhan - Komunitas ITB dan Peradaban Indonesia

ITB atau Institut Teknologi Bandung adalah sebuah nama atau identitas perguruan tinggi atau universitas, yang apabila diartikan secara luas, maka bisa juga berarti sebuah komunitas kecil-komunitas kreatif minor, miniatur peradaban Indonesia yang memiliki aktivitas khusus dan jelas, pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, Pemahaman ini tidak boleh dan tidak bisa diartikan dengan kecenderungan reduksionistik, bahwa ITB hanyalah sebuah lembaga yang melahirkan orang- orang pintar dengan spesifikasi khusus, untuk kemudian terjun ke masyarakat dalam bentuk konkretnya bekerja di industri atau dunia kerja. Perguruan tinggi bukanlah tempat training semata, apalagi pabrik yang mengenal istilah produk gagal atau berhasil. Suatu universitas yang hanya menghasilkan orang- orang pintar lama kelamaan akan menjadi steril, ia tidak memiliki dasar ilmiah serta karakter yang kuat, dan mau tidak mau, universitas semacam ini hanya akan jatuh menjadi medioker.


Universitas adalah sebuah peradaban kecil, yang memiliki ciri khas khusus, yaitu budaya ilmiah. Budaya ini terbentuk dari berbagai proses interaksi, aktivitas yang terjadi berupa perkuliahan, diskusi, praktikum di laboratorium, bahkan olahraga dan seni, hingga berbagai aktivitas lain yang memang sengaja dibentukkan kepada orang- orang yang terlibat di dalamnya.

Yang diwariskan oleh sebuah universitas kepada generasi yang akan datang adalah nilai- nilai budaya. Budaya adalah sebuah hasil budidaya- proses yang terjadi secara terus menerus dan berkelanjutan sebagai kelangsungan dari sebuah kebiasaan-, lewat universitas yang demikian ini, kita bisa membangun budaya bangsa Indonesia. Budaya disini adalah sebuah sari kata dari berbagai makna kata yang bisa berupa berpikir ilmiah, etos kerja tinggi, dedikasi terhadap tugas, loyalitas terhadap tujuan, berpikir terbuka dan pembelajar, integritas karakter, dan etika pergaulan.Oleh karena itu sangat wajar manakala nilai- nilai yang sifatnya merupakan pembentuk dan penjaga modal sosial sebuah masyarakat, sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat kecil universitas. Dalam konteksnya sebagai sebuah universitas, maka ITB tentunya juga memiliki budaya- budaya khusus yang menjadi karakter utama, pembentuk nilai yang akan dibawa oleh mahasiswa maupun seluruh civitas akademika yang terlibat dalam proses keseharian ITB, dalam segala aspeknya, itulah yang disebut dengan identitas khas ITB.

Kiprah ITB kita bagi dalam tiga bagian, yaitu dosen, mahasiswa, dan alumninya, atau bisa secara umum, civitas akademika. Tentunya kontribusi ITB bukan hanya setelah menjadi alumni, namun ketika masih menjadi mahasiswa pun, kontribusi tersebut dapat dilakukan dengan leluasa. Dosen yang notabene juga alumni ITB memiliki informasi, pengetahuan, dan kompetensi yang standarnya internasional, maka sangatlah wajar manakala kontribusinya lebih spesifik, konkret, jangka panjang, serta lebih bersifat individual, dengan tidak menampik kemungkinan adanya kontribusi kolektif. Diperlukan sebuah pengaturan pengetahuan terbaik, mengingat ITB adalah pusat pengetahuan yang diharapkan mampu mencerdaskan masyarakat. Lalu, bagaimana dengan mahasiswanya ? Mahasiswa memiliki ide segar, semangat membara, serta jiwa muda yang senantiasa bertanya dan mencari tahu, untuk kemudian dijawab dengan aksi nyata. Yang tidak boleh dinafikan adalah, bahwa pengetahuan dan informasi akademik yang didapatkan saat di kampus, harus diterjemahkan kembali untuk diterapkan di luar. Kekuatan lain dari ITB adalah informasi yang melimpah. Thomas Friedman berujar bahwa dunia bagaikan golden straitjacket yang terhubung satu sama lain. Dunia menjadi tanpa batas. Batas-batas geografis dan regional menjadi tidak relevan. Akibatnya, aliran informasi, modal, kepentingan, menjadi sangat mudah dilakukan dengan cepat, tepat, dan efektif. Jadi, ilmu pengetahuan akademik yang didapatkan di ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dan diskusi grup sebenarnya adalah sebuah alat untuk mewujudkan ide- ide yang sudah tersembul sebelumnya di benak mahasiswa. Ditambah informasi yang berkelimpahan di ITB, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mewujudkan gagasan dan ambisinya dengan sangat leluasa.

Titik kritis mahasiswa terletak pada orientasi dan karakter. Kenapa keduanya ?
Orientasi adalah kerangka tujuan yang akan menunjukkan jalan, ke arah mana dia akan mempergunakan segala macam informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang sedang, akan, dan telah dia dapatkan selama di ITB. Begitu juga, apakah orientasi hidupnya hanya semata untuk kepentingan dia sendiri tanpa memperhitungkan kontribusi untuk masyarakatnya, atau dia justru belajar dalam rangka berkontribusi untuk bangsanya, Indonesia? Tentu ada perbedaan jelas antara keduanya, ini erat kaitannya dengan titik kritis kedua, yaitu karakter. Karakter adalah identitas personal, Bangsa Indonesia akan memiliki karakter kuat manakala disokong oleh pemuda yang memiliki kejelasan dan ketegasan watak. Karakter ini sangat khas dan personal, namun sekali lagi, tanpa konstruksi budaya yang mendukung, mahasiswa ITB bisa menjadi orang- orang yang sama sekali tidak jelas karakter, tanpa kejelasan karakter, mustahil seseorang mampu memegang prinsip dalam hidupnya.

Hingga titik ini, kita akan mulai melihat pentingnya interaksi antar mahasiswa, komunikasi antar displin ilmu, diskusi lintas ideologi, hingga kerjasama antar kompetensi dalam kerangka yang sama. Pembentukan karakter serta sinergisasi orientasi, dua domain besar yang menjadi jawaban, kenapa penurunan nilai dalam aktivitas kemahasiswaan mutlak diperlukan. Karena mahasiswa lah- ITB khususnya- salah satu unsur penting yang mewarnai Bangsa Indonesia, sekarang saat di kampus, atau kedepan nanti setelah lulus, maka penegasan orientasi dan karakter itu diinkubasi di kampus Ganesha, ITB.


dikutip dari galih prasetya utama ; www.goodreads.com

Jumat, 16 April 2010

Puisi Kami untukmu Pangripta Loka

Bagi kami ‘tuk mengabdi

Mewujudkan cita dan memberi cipta

Di bawah panji Pangripta Loka…

Keringat kami adalah tulus

Lelah kami adalah harus

Wujud kami riang menyirami

Benih-benih dinamisasi yang terjadi di HMP ini…

Duri menghalang menjadi tak berarti

Berat upaya, tidak mengapa

Patah semangat, ibarat kiasan

Ketidakacuhan, adalah tantangan...

Semoga jerih ini menuaikan ribuan esensi

Menjadi pondasi untuk kemegahan kita

Menyulut api kenangan yang tak terlupakan

Dan membuka mata bangsa akan Pangripta Loka...

Tidak perlu menjabat tangan kami!!!

Karena, tidak seujung rambut pun kami berpamrih

Bahkan darah pun kini tak seberapa

Saat Pangripta Loka telah meminta

Bagi kamu ’tuk mengabdi...

*tulisan ini, repost dari blog abang Fadly Haley Tanjung. HMP03.
- tulisan untuk sebuah organisasi, yang memberikan banyak "pelajaran"

OSPEK Sebuah Kebutuhan di Tengah Tekanan


Oleh Elkana Catur Hardiansah


Organisasi kemahasiswaan merupakan organisasi mengalir yang pergantian antar anggota dan fungsionaris berjalan seiring dengan waktu akademis. Keterbatasan waktu studi membuat orang-orang yang terlibat didalamnya tidak dapat beraktivitas untuk selamanya berbeda dengan organisasi politik dan gerakan.

Landasan bergerak dari sebuah organisasi mahasiswa adalah kepentingan mahasiswa dan berkoridor nilai-nilai kemahasiswaan. Nilai-nilai intelektualitas, integrasi, kebangsaan, independensi pengabdian masyarakat dan nilai perjuangan lainnya merupakan nilai yang telah diyakini sejak dulu dan beradaptasi dengan tuntutan jaman.

Kebutuhan utama dari sebuah organisasi mahasiswa adalah regenerasi anggota sebagai jaminan keberlangsungan organisasi tersebut. Perekrutan dan pengkaderan merupakan agenda utama untuk mengisi ruang-ruang aktivitas yang ada di organisasi tersebut. Proses tersebut menuntut dicetaknya kader-kader yang akan menruskan tongkat estafet perjuanagn dari organisasi kemahasiswaan

Selain sebagai sebuah media perekrutan, kaderisasi merupakan alat transfer nilai-nilai yang telah menjadi koridor perjuangan kepada generasi selanjutnya. Proses ini adalah sebuah jaminan keberlangsungan nilai-nilai luhur dari kemahasiswaan.

Proses kaderisasi di dunia kemahasiswaan yang paling banyak menadapat sorotan adalah OSPEK, sebuah proses kaderisasi dan penerimaan awal mahasiswa ke dalam dunia kemahasiswaan. Kecaman terhadap proses ini sebuah sebuah proses yang barabr dan tidak mengindahkan HAM di lancarkan oleh masyarakat luas, sebagai sebuah bentuk paranoia dari pengalaman buruk OSPEK di masa lalu


OSPEK Berjalan di bawah cacian



Penerimaan mahasiswa baru atau lebih dikenal dengan Orientasi Studi Pengenalan Kampus (OSPEK), disadari atau tidak merupakan sebuah interaksi awal seorang siswa baru terhdap dunia kampus. Kesan pertama didapat dari acara yang dilangsungkan oleh para senior dan mewarnai dunia kemahasiswaan yang akan dijalani oleh para mahasiswa.


Beberapa insinden di masa lalu yang berkaitan dengan OSPEK melahirkan preseden negatif terhadap kegiatan yang berbau OSPEK. Berbagai predikat diberikan kepada kegiatan OSPEK, dari perploncoan, ajang balas dendam, pembantaian, acara Non-HAM, sampai pembunuhan sistemik.

Sampai pada akhirnya dirasa perlu oleh Dirjen Dikti untuk mengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang melarang keberadaan OSPEK di Kampus dalam bentuk apapun. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan terhadap kejadian di masa lampau. Semenjak saat itu OSPEK diposisikan sebagai sebuah kegiatan terlarang dan subversif. Menyelenggarakan OSPEK di Kampus disamakan dengan tindakan mengkudeta kepala negara. Seluruh jajaran petinggi universitas di seluruh Indonesia melakukan segala cara untuk memberangus kegiatan OSPEK, sehingga melahirkan friksi antar rektorat dengan mahasiswa.


Masyarakat luas memandang OSPEK tidak lebih dari sekedar ajang balas dendam dan ajang menyalurkan adrenalin berlebih dari para senior kepada junior barunya. Stereotipe negatif terus dilancarkan kepada kegiatan OSPEK bersamaan dengan mahasiswa yang tetap meneruskan kegiatan tersebut. OSPEK tetap dipandang sebagai sebuah kebutuhan bagi mahasiswa, sedangkan bagi masyarakat luas OSPEK adalah tindakan brutal.Benarkah??



OSPEK dengan segala tantangannya



Tidak dapat dipungkiri kasus-kasus yang terjadi pada kegiatan OSPEK yang menimbulkan korban merupakan sebuah realita yang telah terjadi. Hal itu melahirkan luka kepada semua pihak bahkan bagi mahasiswa. Kasus tersebut merupakan penyimpangan yang terjadi di lapangan yang memakan korban dan menjadi senjata ampuh untuk menghentikan ospek di seluruh nusantara.


Apakah itu alasan yang cukup untuk menghentikan proses OSPEK di dunia kemahasiswaan?? Apakah itu sebuah alasan yang cukup kuat untuk mengeneralisasi seluruh kegiatan OSPEK dari sabang sampai Merauke?


Memang tidak dapat dipungkiri, bahwasanya terdapat beberapa OSPEK yang keluar dari khittah-nya sebagai proses pengkaderan menjadi proses penyikasaan. Tetapi tidak dapat ditututupi pula bahwasanya di dunia kemahasiswaan telah terjadi pula sebuah revolusi di bidang pengkaderan yang

menekankan kepada pencapaian nilai.


Tantangan yang perlu dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan adalah bagaimana mengembalikan OSPEK sebagai sebuah kegiatan penanaman nilai tanpa motif penyiksaan. Karena OSPEK merupakan alat paling efektif dalam meneruskan proses regenerasi organisasi kemahasiswaan dan penanaman nilai-nilai dan ideologi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru.


Untuk menujang hal tersebut hal yang dilakukan adalah;pertama terus melakukan proses kaderisasi dan OSPEK.Kedua, mengembalikan OSPEK sebagai alat penanaman nilai dan bukan sebagai pembalasan dendam. Ketiga, mengevaluasi metode yang dilakukan dengan tuntutan jaman.Keempat, membuka keran informasi dengan pihak luar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan ketidakmengertian terhadap proses OSPEK yang berjalan.


Proses OSPEK adalah proses kaderisasi yang dibutuhkan untuk organisasi kemahasiswaan, sehingga keberadaanya harus tetap dipertahankan dengan tingkat fleksibilitas terhadap perubahan jaman yang tinggi dan tidak terpasung oleh tradisi semu yang memakan korban.

Proses represifitas terhadap OSPEK harus dijawab dengan sebuah transformasi proses kaderisasi yang tidak memakan korban. Transformasi tersebut menuntut sebuah kreativitas dalam menjawab perubahan paradigma masyarakat.

(sangkuni2004@yahoo.com)

Dipublikasikan di Harian Pikiran Rakyat tanggal 25 Agustus 2004


--
Elkana Catur Hardiansah
CPMU Urban Sector Development Reform Project (USDRP)
Directorate General of Human Settlements
Ministry of Public Works
"66 books for planologi: tribute to ni Nyoman Murniasih" Program
http://catuy.blogspot.com
http://perencanamuda.wordpress.com/
http://www.usdrp-indonesia.org


*tulisan ini gue posting ulang dari tulisan bang Elkana Catur Hardiansah.
- pertanyaan yang muncul dari tulisan si abang ini adalah :
"entah sampai kapan, ospek jadi bahasan yang sangat menarik bagi dunia kemahasiswaan?"

jawabannya adalah :

SAMPAI MAHASISWA ITU MATI !!


*in my humble opinion*

Evaluasi MAROONESIA :D

Arak-arakan,adalah acara yang ditujukan untuk mengapresiasi para lulusan ITB, arak-arakan ini dilakukan oleh Himpunan jurusan dimana si wisudawan berkuliah. Itu kultur di ITB, setau gw sih, wisudaan yang ada arak-arakannya Cuma ITB :) *CMIIW
Nah, buat HMP sendiri, arak-arakan itu diberi dua parameter, yaitu :

1. Apresiasi,

2. Internalisasi.

Arak-arakan cenderung dijadikan proker oleh divisi internal badan pengurus HMP setiap periodenya.

Dua parameter yang dibuat oleh HMP itu menurut gue berkaitan. jika wisudaan itu dipersiapkan dengan matang, tentu saja kerjaan nya yang banyak itu dilakukan dengan intensitas banyak pula, dan yang mempersiapkannya itu jadi lebih sering kerja bareng, karena sering kerja bareng, jadi akrab, bercanda bareng, ngobrol-ngobrol bareng, semuanya deh, itu poin internalisasinya. Jika persiapannya sudah matang, besar kemungkinan hasilnya akan bagus, karena hasilnya bagus, tentu saja wisudawan akan senang jika "disuguhi" acara yang bagus, nah, itu poin apresiasinya. Berkaitan kan?

Namun yang sering terjadi adalah, persiapan yang tidak begitu matang, tidak begitu melibatkan seluruh anggota himpunan, dan dikerjakan hanya oleh beberapa orang yang memang ahli untuk mempersiapkannya.

Maka dari itu, poin internalisasi nya ngga terjawab dengan maksimal.

Begitu juga dengan wisudaan kali ini, acaranya memang bagus, namun pra-acara nya, terasa agak kurang didalam Himpunan, ataupun terhadap para wisudawannya. *in my humble opinion.


Harus diakui, acaranya memang bagus, poin apresiasi nya terjawab, namun tentu bukan itu saja kejaran utama dari acara wisudaan ini. Himpunan ini harus dinamis, maka didalamnya pun harus interaksi antar anggotanya, entah bagaimana pun cara nya.


Wisudaan ini adalah salah satu medianya, bukan hanya pada acaranya tapi juga pada tahap mempersiapkan acara tersebut. Interaksi nya tentu saja akan lebih terasa, dan poin internalisasinya tentu akan lebih terjawab.


Yah evaluasi wisudaan kali ini dari gue adalah :


Teman - teman planologi 2008, gue yakin sesungguhnya teman-teman adalah orang-orang yang kreatif, tapi menurut gue, semangat teman - teman untuk mengurusi acara ini dengan sungguh - sungguh, telat "terbakar"nya, yang mengakibatkan teman - teman mungkin kurang menggali informasi dari para pengurus wisudaan terdahulu, mungkin ada kesalahan dari kami juga, kakak - kakak teman - teman 2008 di himpunan yang kurang mem"bakar" semangat teman - teman. Mohon maaf jika benar itu permasalahannya.

Namun, menurut gue, acara yang teman - teman buat tentu saja akan jauh lebih baik jika semangat teman - teman "terbakar" lebih cepat. Gue yakin Dua parameter dari acara wisudaan, akan terjawab dengan maksimal, jika semangat teman - teman "terbakar" lebih cepat.

Masih ada dua kesempatan lagi, bulan Juli dan Oktober, jangan sampai semangatnya menurun, terutama untuk bulan Juli.


Itu aja sih evaluasi dari gw. :)


Gue sepakat kalau ada yang bilang acara yang teman - teman buat bagus, kenapa? Karena teman - teman udah nunjukin masalah perizinan tempat (antara selasar dan RSG) bukan lah halangan untuk membuat acara yang seru dan meriah, seperti yang gue bilang pas evaluasi di RSG kemarin malam, "kreatifitas lah yang bisa menjawab tantangan", teman - teman udah membuktikan itu, dengan membuat acara yang seru dan meriah di RSG, dan menurut gue : teman - teman MAROONESIA
berhasil....

Tetap semangat, semoga teman - teman semakin solid, dan kedepannya bisa menciptakan acara -acara hebat lainnya.


HMP !!!


Diles - HMP07097

*semoga Bermanfaat*

notes ini dibuat ketika gue jadi Dewan Perwakilan Anggota (DPA) HMP PL ITB masa bakti 2010/2011. gue fokus dalam pengawasan divisi seni dan olahraga, sama divisi internal. dan notes diatas, salah satu evaluasi buat acara dibawah divisi internal :)

celotehan malam gw buat lo brur

persaingan memang sudah selesai brur.
tapi yang namanya perjuangan ga akan ada akhirnya.
masalah disini, siapa yang jadi figur doang.
toh pada akhirnya "gerakan" kita juga yang menentukan semuanya.
ya, kita satu angkatan 2007.

berawal dari isu yang gw bikin di twitter.

sampai akhirnya lo ambil formulir.
dan mempersiapkan semua yang lo butuhin.
udah matang semua apa yang ingin lo bawa.
dan gw yakin lo orang yang tepat.

dimata gw lo ga kalah brur. GA pernah.

cuma ada yang belum "sempurna" aja disini !!!
bukan salah dari diri lo !

gw ga bisa ngomong apapun brader.


gw cuma salut aja sama niat dan keinginan lo.

gw cuma salut aja sama perjuangan lo.
gw cuma salut aja sama cara lo menunjukkan kalo lo itu sebenernya pantas.
gw cuma salut aja sama ketekunan lo mempersiapkan diri lo.

itu yang ga bisa gw pandang sebelah mata brur.

salut salut salut.

sekarang, lo udah lewatin semua.

dan seperti lo bilang dari awal. lo udah siap sama semua hasilnya.
karna disini, kita sama-sama percaya, kita selalu bisa belajar.

perjuangan lo ga boleh berakhir ya brur.

ayo kita gerak bareng.
tunjukin aja brur !!

gue salut.

ini notes gue, buat razak radityo, teman masa kuliah yang memberanikan diri untuk maju jadi orang nomor satu di himpunan. keren. walopun akhirnya belum kesampaian.. :D